Agustus 24, 2025

KORBANPENGANIAYAAN IBU 59 TAHUN HINGGA MASUK UGD, PELAKU DIDUGA OKNUM KETUA KPAI SIBOLGA-TAPTENG

img20250823102501-default

Tapteng — Seorang ibu dan anak gadisnya diduga menjadi korban penganiayaan pengeroyokan, hingga masuk Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Umum Pandan, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sabtu (23/08/2025).

Lozimaini Nduru (59) saat ini sedang dirawat di ruangan UGD untuk mendapatkan perawatan intensif atas pengeroyokan yang terjadi dengannya.

Kasus ini sudah dilaporkan di Polsek Pandan dengan nomor : LP /B/30/VIII/ 2025/ SPKT/Sek Pandan/RES Tapteng/ Poldasu tanggal 22 Agustus 2025 atas nama anak gadisnya, Mirahati Laia (34) yang juga ikut menjadi korban.

Dikonfirmasi pada Mirahati Laia ia mengungkapkan awal kejadiannya hanya karena ia menyapu halaman depan rumahnya dan ditegur oleh diduga pelaku.

“Jangan disapu, abunya berterbangan ke kain anak saya yang lagi dijemur,” ucapnya.

Hal ini yang menjadi awal dari keributan, Mirahati tidak pedulikan perkataan diduga pelaku karena ia buru-buru mau berangkat kerja, namun diduga pelaku terus ribut dan mengucapkan kata-kata kotor dalam bahasa Nias.

Mendengar hal tersebut, ibu dari Mirahati Laia keluar dan membalas dengan perkataan, namun diduga pelaku melakukan penganiayaan bersama -sama dengan 8 (delapan) orang keluarga, 3 orang laki dan 5 orang perempuan.

Akibat dari penganiayaan tersebut, Mirahati Laia mengalami pelecehan, sebab baju depannya robek dan sebagian tubuhnya mendapat pukulan, sedangkan ibu korban mengalami luka pada jari kanan, dada dan punggung memar dan kepala mendapatkan pukulan berkali-kali.

Dari wawancara dengan Mirahati Laia ia mengatakan diduga pelaku GS dan keluarganya, GS yang juga merupakan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Sibolga-Tapteng.

Dokter Binsar Lubis, bagian Forensik RSUD Pandan dikonfirmasi mengenai hasil visum mengungkapkan bahwa Ibu Lozimaini Nduru memang mengalami luka pada jari tangan, soal dada memang belum kita Rontgen.

“Ia mengalami trauma dan serta terbawa fikiran hingga kondisi fisiknya menurun drastis,” jelas Binsar.

LOZIMANI NDURU (59)

Anak Korban Penganiayaan, Markus Laia (31) juga menyesalkan kejadian ini, dan telah mencek 2 (dua) cctv dilokasi kejadian yang ada dirumahnya satu tidak terekam.

“Ada dugaan cctv yang kita pasang di arah kejadian telah diacak, sebab tidak ada rekaman pada cctv yang mengarah ditempat kejadian,” sesalnya.

Ia mengharapakan agar pihak Kepolisian terkhusus Kapolres Tapteng mendalami kejadian pengeroyokan ini.

“Ibu saya sekarang lagi dirawat di rumah sakit, dan tidak logika seorang laki-laki memukul perempuan,” tutupnya.

(Tim Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *